dawan

Sabtu semalam, aku memilih menghabiskan hari libur di Kabanjahe, tidak terasa sudah sebulan lebih aku tidak pernah pulang.

Beruntung, dalam waktu libur yang cukup singkat ini, aku bias menikmati hidangan khas karo yang biasanya sangat sulit untuk ditemui. Pernah dengar “ cipera dawan”? pastilah…dawan itu dalam bahasa karo artinya cendawan atau jamur, bentuknya seperti payung, warnanya putih, dan biasanya tumbuh pada saat musim penghujan.

“dawan “ ini tumbuh di tempat-tempat yang tertentu, tidak bias dibudidayakan, jadi jangan heran, tidak setiap hari kita bisa menjumpainya di pasar-pasar tempat pedagang sayur.

Karena kelangkaannya, membuat harga tanaman ini lumayan mahal jika dibanding dengan sayuran lain, dan lumayan sulit untuk memperolehnya.

Jika dimakan, dawan ini rasanya kenyal, dan lembut, aku sangat menyukai masakan ini dibanding masakaan lainnya, the best-lah, jadi tidak terlalu berlebihan, jika sabtu kemarin aku merasa sangat beruntung bisa menemukannya.

Ada lagi, kata orang tua dulu, setelah memakan dawan, tidak boleh memakan makanan yang berupa daging apapun, terutama daging ayam, DILARANG!!

Seperti tidak boleh mengkonsumsi gula, setelah menyantap buah Manggis…(kenapa??) aneh, memang, tapi sampai sekarang aku belum pernah melanggarnya…ada yang sudah pernah????